Menyimpulkan Nilai Moral / Nasihat yang Terdapat pada Gurindam | Puisi Rakyat

Menemukan simpulan nilai  moral dan pesan nasihat yang terdapat pada puisi rakyat jenis gurindam

Gurindam adalah salah satu jenis Puisi Rakyat. Yaitu puisi lama yang telah berkembang dalam khazanah sastra nusantra, bahkan sebelum dikenal budaya tulis. Jenis sastra ini sangat identik dengan kebudayaan Melayu.

Gurindam sebagai karya sastra tentu memiliki isi yang sarat dengan muatan positif atau ajaran moral. Akan tetapi, isi Puisi Rakyat jenis Gurindam acapkali sulit dipahami karena masih menggunakan kata-kata yang asing (jarang didengar) atau menggunakan kata-kata klasik.
Gurindam adalah salah satu jenis Puisi Rakyat

Maka dari itu, perlu dicari kata-kata sulit dari sebuah gurindam yang hendak dipahami.

Berikut ini adalah salah satu contoh Gurindam dalam pelajaran Bahasa Indonesia SMP kelas VII.

Gurindam

 Jika hendak mengenal orang mulia,
lihatlah kepada kelakuan dia.

Jika hendak mengenal orang yang berilmu,
bertanya dan belajar tiadalah jemu.

Jika hendak mengenal orang yang berakal,
di dalam dunia mengambil bekal

Apabila dengki sudah bertanah,
datanglah darinya beberapa anak panah.

Mengumpat dan memuji hendaklah pikir,
di situlah banyak orang yang tergelincir.

Pekerjaan marah jangan dibela
nanti hilang akal di kepala.

Langkah pertama untuk menemukan isi puisi rakyat gurindam adalah memahami setiap kata yang digunakan. Kata yang perlu dicari adalah kata-kata sulit. Berikut ini adalah daftar kata sulit dari gurindam di atas.

Jemu

arti kata jemu adalah sudah tidak suka lagi untuk makan, melihat dan sejenisnya karena terlalu sering dan sebagainya; arti kata jemu juga bersinonim dengan bosan.

Bekal

Arti kata bekal adalah sesuatu yang disediakan untuk digunakan dalam perjalanan; Arti yang kedua adalah sesuatuyang dapat digunakan nanti jika diperlukan.

Bertanah

Arti kata bertanah pada mulanya adalah menyampai tanah. Maksimal, sampai pada tanah. Kata bertanah juga bermakna berurat berakar. Istilah mudahnya adalah mentok. Bisa juga disebut dengan parah.

Mengumpat

Mengumpat kata dasarnya adalah umpat atau cacian atau hinaan. Jadi, mengumpat adalah mencaci atau mencela orang atau keadaan dengan mengeluarkan kata-kata yang tidak sopan.

Kata-kata umpatan bisa berupa kata-kata nama binatang atau ucapan umpatan yang identik dengan kedaerahan.

Baca Juga: Contoh Gurindam Dua Belas Karya Raja Ali Haji

Hilang akal

Hilang akal  arti awalnya adalah kehilangan akal. Maksud dari ungkapan ini adalah keadaan akal yang sudah tidak terkendali, alias tidak sadar dan tidak bisa menggunakan akal sehat. Arti sederhananya adalah emosi.

Emosi yang tidak terkendali adalah keadaan suka marah-marah.

Setelah menemukan kata sulit dalam gurindam di atas, langkah untuk menemukan simpulan nilai-nilai moral atau nasihat yang terdapat dalam gurindam di atas bisa dipilah untuk masing-masing baitnya.

Baca Juga: Contoh Gurindam dengan Tema Persahabatan

Berikut ini adalah nilai moral dan nasihat gurindam:

Bait Gurindam
Nilai Moral/Nasihat
Bait 1

Jika hendak mengenal orang mulia,
lihatlah kepada kelakuan dia.

Orang yang mulia (baik) dapat diketahui dari kelakuan yang baik.

Jadi, jika ingin menjadi dan dianggap baik, maka harus menjaga kelakuan orang tersebut.

Bukan dari ucapan atau anggapan orang lain.

Bait 2

Jika hendak mengenal orang yang berilmu,
bertanya dan belajar tiadalah jemu.

Orang yang cerdas, memiliki ilmu adalah orang yang selalu belajar dan menanyakan hal yang belum dimengerti.

Maka, jika ingin menjadi orang yang berilmu harus selalu belajar, tidak boleh bosan.

Bait 3

Jika hendak mengenal orang yang berakal,
di dalam dunia mengambil bekal

Orang yang memiliki akal, hidup dunia hanya untuk mengambil bekal.

Maksudnya, hidup di dunia harus menebar kebaikan sebagai bekal di kehidupan di akhirat.

Bait 4

Apabila dengki sudah bertanah,
datanglah darinya beberapa anak panah.

Orang yang hidup penuh dengan dengki atau iri hati, maka akan menyerang orang lain.

Orang yang  memeiliki sifat dengki perkataan dan tingkahnya akan menyakiti orang lain.

Bait 5

Mengumpat dan memuji hendaklah pikir,
di situlah banyak orang yang tergelincir.

Mencela dan memuji sesuatu harus dipikir dengan panjang karena sering orang terlalu benci dan terlalu suka terhadap sesuatu bisa membuat orang  tersebut justru terjerumus (tergelincir) dalam kesalahan.


Bait 6

Pekerjaan marah jangan dibela
nanti hilang akal di kepala.

Kalau sedang marah, jangan dituruti rasa marah tersebut. Jika terlanjur mengikuti amarah, maka akal sehat juga akan hilang. Akibatnya bisa menjerumuskan ke kesalahan.


Semoga kita bisa memahami isi Gurindam dan Puisi Rakyat lainnya. Dengan demikian, nilai luhur bangsa Indonesia tetap terjaga. Silahkan baca dan download materi lainnya tentang sastra di label Sastra
Lebih baru Lebih lama