Surata

ARYA SURATA adalah anak kedua dari dua bersaudara putra Arya Jayadrata/Tirtanata, raja negara Sindu dengan Dewi Dursilawati, satu-satunya wanita dari seratus orang keluarga Kurawa, putra Prabu Destrarasta dengan Dewi Gandari dari negara Astina. Ia mempunyai seorang kakak kandung benama Arya Wisamuka. Sejak kecil sampai dewasa, ia tinggal di kesatrian Banakeling, wilayah negara Astina.

Arya Surata mempunyai sifat perwatakan, berani, penuh kesungguhan, sertia, dan sangat berbakti. Selain sakti, karena menjadi murid Resi Sapwani – guru dan ayah angjkat Jayadrata, Arya Surata juga mahir mempergunakan panah dan sangat ahli bermain gada.



Ketika pecah perang Bharatayuda, Arya Surata tidak ikut terjun ke medan peperangan. Selain karena masih kecil dan belum layak terjun ke medan perang, ia juga sangat patuh pada keinginan ibunya, Dewi Dursilawati yang tidak menghendaki punahnya Wangsa Kuru.

Setelah perang Baharatayuda berakhir, Arya Surata dan ibunya pergi ke negara Sindu. Ia kemudian diangkat sebagai raja negara Sindu, mewarisi tahta dan kerajaan ayahnya. Sampai akhir hidupnya, Arya Surata tetap menjalin hubungan kekelurgaan dengan negara Astina, sejak masa pemerintahan Prabu Kalimataya/Puntadewa sampai masa pemerintahan Prabu Parikesit.


versi lain, Dewi Dursilawati mati bunuh diri setelah Wisamuka tewas di tangan Arjuna dalam Baratayuda.
Lebih baru Lebih lama