DITYA SURATIMANTRA adalah adik Prabu Gorawangsa, raja negara Gowabarong. Ia naik tahta menjadi raja Gowabarong setelah Gorawangsa mati terbunuh oleh Arya Prabu Rukma di kerajaan Mandura, akibat dari perbuatannya beralih rupa menjadi Prabu Basudewa palsu dan menggauli Dewi Mahira/Maerah permaisuri Prabu Basudewa, raja negara Mandura.
Suratimatra sangat sakti. Ia mempunyai kesaktian berwujud air/banyu semangka sebagai air kehidupan. Apabila mati, tubuhnya kemudian dimasukkan kedalam kolam air tersebut ia akan hidup kembali. Dengan mengandalkan kesaktiannya, Suratimantra menghasut Prabu Kangsa, putra Dewi Maerah dengan Gorawangsa yang telah diakui sebagai putra oleh Prabu Basudewa dan diberi kedudukan di kadipaten Sengkapura, merebut tahta negara Mandura dari tangan Prabu Basudewa. Jalan yang ditempuhnya dengan cara adu jago manusia dengan taruhan tahta negara Mandura dan Sengkapura.
Suratimatra sangat sakti. Ia mempunyai kesaktian berwujud air/banyu semangka sebagai air kehidupan. Apabila mati, tubuhnya kemudian dimasukkan kedalam kolam air tersebut ia akan hidup kembali. Dengan mengandalkan kesaktiannya, Suratimantra menghasut Prabu Kangsa, putra Dewi Maerah dengan Gorawangsa yang telah diakui sebagai putra oleh Prabu Basudewa dan diberi kedudukan di kadipaten Sengkapura, merebut tahta negara Mandura dari tangan Prabu Basudewa. Jalan yang ditempuhnya dengan cara adu jago manusia dengan taruhan tahta negara Mandura dan Sengkapura.
Suratimatra yang menjadi jago Sengkapura, akhirnya mati dalam pertempuran melawan Bima/Werkundara. Tubuhnya robek oleh Kuku Pancanaka, setelah terlebih dahulu daya kesaktian air kehidupan banyu semangka ditawarkan oleh keris pusaka Arjuna, bahkan berubah menjadi air keras yang menghancurkan. Sedangkan Prabu Kangsa, mati dalam pertempuran melawan Kakrasana dan Narayana, putra Prabu Basudewa dengan permaisuri Dewi Mahendra/Maekah.