Kahyangan Jonggringsalaka, terancam ketentramannya oleh Prabu Kalimantara, raja dari Negara Nusantara yang menginginkan mempersunting Dewi Supraba. Adik Prabu Kalimantara, yang bernama raden Hardadedali, dan patih negara yang bernama Sarotama, dengan para prajuritnya mengepung kahyangan sang Hyang Girinata.
Bambang Kalingga (Sakutrem), puteri resi Manumayasa, berubah wujudnya menjadi pustaka Kalimasada, raden Hardadedali tewas berubah wujudnya menjadi panah, demikian pula patih Sarotama, mati juga berubah menjadi panah.
Syahdan, ada seekor garuda, namanya Banarata, bertapa di awan menginginkan untuk menjadi raja segala burung, ditemuilah oleh sang Hyang Narada, dan dimintalah bantuannya untuk memerangi musuh kahyangan, yakni prabu Kalimantara.
Dikarenakn salah paham, resi Manumayasa yang telah membunuh prabu Kalimantara diserang dari angkasa, akhirnya garuda Banarata ditewaskan juga, berubah wujudnya menjadi payung Tunggulnaga.
Oleh sang Hyang Girinata, Bambang Kalingga diberi panah Hardadedali dan Sarotama, kelak dikemudian hari, pada keturunanya juga akan diberikan pusaka-pusaka lagi.
Bambang Kalingga (Sakutrem), puteri resi Manumayasa, berubah wujudnya menjadi pustaka Kalimasada, raden Hardadedali tewas berubah wujudnya menjadi panah, demikian pula patih Sarotama, mati juga berubah menjadi panah.
Syahdan, ada seekor garuda, namanya Banarata, bertapa di awan menginginkan untuk menjadi raja segala burung, ditemuilah oleh sang Hyang Narada, dan dimintalah bantuannya untuk memerangi musuh kahyangan, yakni prabu Kalimantara.
Dikarenakn salah paham, resi Manumayasa yang telah membunuh prabu Kalimantara diserang dari angkasa, akhirnya garuda Banarata ditewaskan juga, berubah wujudnya menjadi payung Tunggulnaga.
Oleh sang Hyang Girinata, Bambang Kalingga diberi panah Hardadedali dan Sarotama, kelak dikemudian hari, pada keturunanya juga akan diberikan pusaka-pusaka lagi.