Pemangkasan utama yang dapat dilakukan pada pohon durian adalah untuk penjarangan tunas yang bertujuan agar cabang pohon nantinya dapat tumbuh dengan besar dan sehat.
Pemangkasan penjarangan dapat dilakukan baik dengan pola 1-0-1-0-1 maupun pola 1-0-0-1-0-0-1 (lihat gambar) melihat kondisi tanaman. Jika dengan pola pemangkasan 1-0-1-0-1 nantinya jarak tunas masih terlihat rapat, maka pemangkasan pola 1-0-0-1-0-0-1 dapat dilakukan.
Penggunaan pemberat seperti batu atau pemancangan ke tanah dapat digunakan untuk mendapatkan batang lateral yang tumbuh landai mendatar.
Pemangkasan berikutnya adalah pemangkasan ketinggian atau pemangkasan pucuk. Pemangkasan pucuk dilakukan jika pohon durian nantinya dikehendaki tidak terlalu tinggi untuk alasan kemudahan perawatan maupun untuk alasan keindahan jika ditanam di pekarangan rumah.
Pemangkasan pucuk sebaiknya dilakukan pada bibit yang berasal dari perbanyakan vegetatif seperti bibit asal sambung susu, sambung pucuk, dan okulasi. Bibit yang berasal dari perbanyakan vegetatif ini tidak akan bermasalah jika pucuknya dipangkas pada ketinggian misal 4 – 5 meter. Pemangkasan pada pucuk batang dilakukan 1 cm diatas tunas pada ketinggian yang dikehendaki. Bagian yang dipangkas haruslah sudah cukup keras yang ditandai dengan warna kulit yang agak kecoklatan, segera setelah pemangkasan, bidang pemangkasan perlu ditutup dengan plastik dan setelah luka tampak kering, bidang pemangkasan dapat ditutup dengan lapisan cat, aspal, atau waterproofing.
Pemangkasan pucuk akan menyebabkan tumbuhnya tunas-tunas baru berupa tunas air akibat terjadinya konsentrasi hormon auksin yang tidak tersalurkan ke pucuk tanaman yang sudah dipotong. Untuk ini pemangkasan tunas air perlu dilakukan setelahnya. Batang lateral juga dapat tumbuh sampai belasan meter ke samping, jika dikehendaki batang lateral dapat juga di potong setelah mencapai panjang sekitar 5 meter. Dengan pemangkasan ini akan didapat pohon durian dengan ketinggian dan bentuk tajuk yang pendek dan kompak.