1. Pengertian Revolusi Hijau
Revolusi hijau mendasarkan diri pada empat pilar penting:
Revolusi hijau sering dikenal dengan revolusi agraria yaitu suatu perubahan cara bercocok tanam dari cara tradisional berubah ke cara modern untuk meningkatkan produktivitas pertanian. Definisi lain menyebutkan revolusi hijau adalah revolusi produksi biji-bijian dari penemuan ilmiah berupa benih unggul baru dari varietas gandum, padi, jagung yang membawa dampak tingginya hasil panen. Tujuan revolusi hijau adalah meningkatkan produktivitas pertanian dengan cara penelitian dan eksperimen bibit unggul.
2. Latar Belakang Munculnya Revolusi hijau
Adapun latar belakang munculnya revolusi hijau adalah sebagai berikut.
- Hancurnya lahan pertanian akibat PD I dan PD II.
- Pertambahan penduduk meningkat sehingga kebutuhan pangan juga meningkat.
- Adanya lahan tidur atau lahan tidur yang tidak dimanfaatkan oleh pemiliknya atau orang lain
- Adanya lahan yang rusak akibat tercemar oleh limbah atau terkena radiasi
- Upaya peningkatan produksi pangan.
- gerakan pengendalian pertumbuhan penduduk dengan cara pengontrolan jumlah kelahiran;
- gerakan usaha mencari dan meneliti bibit unggul dalam bidang pertanian.
3. Perkembangan Revolusi Hijau
Revolusi hijau dimulai sejak berakhirnya PD I yang berakibat hancurnya lahan pertanian. Penelitian disponsori oleh Ford and Rockefeller Foundation di Meksiko, Filipina, India, dan Pakistan. IMWIC (International Maize and Wheat Improvement Centre) merupakan pusat penelitian di Meksiko. Sedangkan di Filipina, IRRI (International Rice Research Institute) berhasil mengembangkan bibit padi baru yang produktif yang disebut padi ajaib atau padi IR-8. Pada tahun 1970 dibentuk CGIAR (Consultative Group for International
Agriculture Research) yang bertujuan untuk memberikan bantuan kepada berbagai pusat penelitian international. Pada tahun 1970 juga, Norman Borlang Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi di Indonesia 133 mendapatkan hadiah nobel karena gagasannya mencetuskan revolusi hijau dengan mencari jenis tanaman biji-bijian yang bentuknya cocok untuk mengubah energi surya menjadi karbohidrat pada tanah yang diolah menjadi subur dengan tanaman yang tahan terhadap hama penyakit.
Salah satu masalah yang dihadapi oleh pemerintah Orde Baru adalah produksi pangan yang tidak seimbang dengan kepadatan penduduk yang terus meningkat. Oleh karena itu pemerintah Orde Baru memasukkan Revolusi Hijau dalam program Pelita
Konsep Revolusi Hijau yang di Indonesia dikenal sebagai gerakan Bimas (bimbingan masyarakat) adalah program nasional untuk meningkatkan produksi pangan, khususnya swasembada beras. Tujuan tersebut dilatarbelakangi mitos bahwa beras adalah komoditas strategis baik ditinjau dari segi ekonomi, politik dan sosial. Gerakan Bimas berintikan tiga komponen pokok, yaitu penggunaan teknologi yang sering disabut Panca Usaha Tani, penerapan kebijakan harga sarana dan hasil reproduksi serta adanya dukungan kredit dan infrastruktur. Gerakan ini berhasil menghantarkan Indonesia pada swasembada beras.
Gerakan Revolusi Hijau sebagaimana telah umum diketahui di Indonesia tidak mampu untuk menghantarkan Indonesia menjadi sebuah negara yang berswasembada pangan secara tetap, tetapi hanya mampu dalam waktu lima tahun, yakni antara tahun 1984 – 1989.
Revolusi hijau mendasarkan diri pada empat pilar penting:
- penyediaan air melalui sistem irigasi,
- pemakaian pupuk kimia secara optimal,
- penerapan pestisida sesuai dengan tingkat serangan organisme pengganggu, dan
- penggunaan varietas unggul sebagai bahan tanam berkualitas.
Upaya peningkatan produktivitas pertanian Indonesia dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut.
a. Intensifikasi Pertanian
Intensifikasi pertanian yaitu upaya peningkatan produksi pertanian dengan menerapkan formula pancausaha tani (pengolahan tanah, pemilihan / penggunaan bibit unggul, pemupukan, irigasi, dan pemberantasan hama).
b. Ekstensifikasi Pertanian
Ekstensifikasi pertanian yaitu upaya peningkatan produksi pertanian dengan memperluas lahan pertanian, biasanya di luar Pulau Jawa.
c. Diversifikasi Pertanian
Diversifikasi pertanian yaitu upaya peningkatan produksi pertanian dengan cara penganekaragaman tanaman, misal dengan sistem tumpang sari (di antara lahan sawah ditanami kacang panjang, jagung, dan sebagainya).
d. Rehabilitasi pertanian
Rehabilitasi pertanian yaitu upaya peningkatan produksi pertanian dengan cara pemulihan kemampuan daya produktivitas sumber daya pertanian yang sudah kritis.
a. Intensifikasi Pertanian
Intensifikasi pertanian yaitu upaya peningkatan produksi pertanian dengan menerapkan formula pancausaha tani (pengolahan tanah, pemilihan / penggunaan bibit unggul, pemupukan, irigasi, dan pemberantasan hama).
b. Ekstensifikasi Pertanian
Ekstensifikasi pertanian yaitu upaya peningkatan produksi pertanian dengan memperluas lahan pertanian, biasanya di luar Pulau Jawa.
c. Diversifikasi Pertanian
Diversifikasi pertanian yaitu upaya peningkatan produksi pertanian dengan cara penganekaragaman tanaman, misal dengan sistem tumpang sari (di antara lahan sawah ditanami kacang panjang, jagung, dan sebagainya).
d. Rehabilitasi pertanian
Rehabilitasi pertanian yaitu upaya peningkatan produksi pertanian dengan cara pemulihan kemampuan daya produktivitas sumber daya pertanian yang sudah kritis.
Faktor-faktor penyebab timbulnya lahan kritis adalah sebagai berikut.
1) Penanaman yang terus menerus.
2) Penggunaan pupuk kimia ( pestisida, herbisida ).
3) Erosi karena penebangan liar.
4) Irigasi yang tidak teratur.
Upaya untuk memperbaiki lahan pertanian antara lain dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut.
1) Reboisasi untuk kawasan hutan / nonhutan.
2) Melakukan tebang pilih.
3) Pembibitan kembali.
4) Penanaman sejuta pohon.
5) Penanaman tanah lembah / pegunungan dengan terasering / sengkedan.
6) Seleksi tanaman (tanaman pelindung / tua).
Dampak Revolusi Hijau Terhadap Indonesia
Dampak Positif / Keuntungan dari adanya revolusi hijau;
Dampak Positif / Keuntungan dari adanya revolusi hijau;
- Ditemukannya berbagai jenis tanaman dan biji-bijian / varietas unggul.
- Meningkatnya produksi pertanian yang berarti dapat mengatasi pangan.
- Pendapatan petani meningkat yang berarti meningkatnya kesejahteraan petani.
Tahun 1988, Indonesia mendapat penghargaan dari FAO karena berhasil dalam swasembada pangan.
Dampak Negatif / Kelemahan dari Revolusi Hijau;
- Menghabiskan dana yang besar untuk biaya penelitian.
- Menurunnya daya produksi tanah karena ditanami terus menerus.
- Polusi tanah dan air akibat penggunaan pupuk pestisida yang berlebihan.
- Dengan mekanisasi pertanian mengakibatkan tenaga manusia digantikan mesin.