Pagi itu, di Desa Karangkabuyutan, Semar terlihat murung dan bingung, terlihat dari raut wajahnya bahwa ia sedang memikirkan sesuatu dan ada yang ia cemaskan. Melihat hal itu, Petruk bertanya kepada ramandanya itu, gerangan apa yang sedang terjadi dan yang membuat ayahnya sering melamun.
Semar menjelaskan bahwa sebenarnya ia tidak apa-apa, ia hanya mencemaskan nasib kerajaan Amarta, ada sesuatu hal yang mengganjal di hatinya tetapi ia tidak bisa mengungkapkannya. Semar lalu meminta Petruk untuk pergi ke Amarta untuk menemui para punggawa Amarta dan menyampaikan bahwa Ia ingin meminjam tiga pusaka Keraton Amarta yaitu Jamus Kalimasada, Payung Kencana dan Tombak untuk membangun kayangan. Selain itu,Ia juga mengundang Para pandawa untuk segera datang ke Karangkabuyutan. Petruk menerima tugas yang diberikan ayahandanya, dan langsung berangkat menuju negara Amarta.
Sementara di Amarta, Prabu Yudhistira, dihadapan para saudara-saudaranya sedang membahas sebab kegagalan mereka dan membangun negaranya , datanglah raja Dwarati, Kresna yang kemudian menanyakan ketidakhadiran Semar dalam keraton Amarta dan menyatakan bahwa itulah yang menjadi kegagalan tersebut. Oleh karena itu, Kresna memerintahkan Arjuna untuk memanggil Semar dari Karangkabuyutan untuk menghadap ke Amarta.
Namun, belum Arjuna beranjak dari tempat duduknya, datanglah Petruk menghadap dan memberitahukan bahwa ia diperintahkan Semar untuk mengundang kelima Pandawa untuk menuju Karangkabuyutan dengan membawa tiga pusaka kerajaan untuk membantu Semar mbangun (membangun) kahyangan.
Mendengar hal itu, Kresna langsung melarang Para Pandawa untuk berangkat ke Karangbuyutan, karena ia menganggap bahwa rencana Semar itu bertentangan dengan kodrat Semar yang diturunkan ke dunia. Terjadilah perdebatan antara Kresna dengan Petruk. Petruk menolak untuk kembali ke karangkabuyutan , dia hanya akan kembali apabila mendapat titah dai Pandawa. Yudhistira pun akhirnya menyuruh Petruk untuk menunggu di luar paseban untuk menanti keputusan rapat para Pandawa.
Petruk akhirnya menuruti perintah Yudistira, di luar paseban, Petruk bertemu dengan Antasena, putra Bima. Petruk menceritakan semua kejadian yang ada di dalam paseban tadi, Antasena yang memiliki watak bijaksana dan tahu bahwa yang akan dilakukan Semar itu adalah benar, maka ia berjanji akan membantu Petruk menghadapi tindakan Kresna.
Kresna kemudian mengajak Arjuna pergi ke kahyangan Suralaya untuk melapor kepada Batara Guru, dan memerintahkan Gatotkaca, Antareja dan Setyaki mengusir Petruk kembali agar ke Karangkabuyutan.
Sementara Prabu Yudhistira bersama Bima, Nakula dan Sadewa, merasa bimbang. Sadewa, kemudian memberi usul agar mereka bersemedi di depan tempat penyimpanan pusaka kerajaan untuk meminta petunjuk Yang Maha Kuasa. Jika pusaka itu tetap berada di tempatnya setelah mereka bersemedi berarti Kresna lah yang benar, namun apabila pusaka itu jengkar dari tempatnya setelah mereka bersemedi maka Semar lah yang benar.
Mereka kemudian menuju ke tempat pusaka Kraton untuk bersemedi mencari petunjuk. Dan ternyata ketiga pusaka kraton Amarta melesat hilang menuju Karangkabuyutan. Melihat kejadian itu, akhirnya keempat bersaudara ini segera menyadari dan diam-diam berangkat ke Karangbuyutan melalui pintu belakang tanpa sepengatuhuan Kresna.
Gatotkaca, Antareja dan Setyaki yang diperintahkan Kresna mengusir Petruk ternyata tidak mampu menghadapi Petruk yang telah bersatu dengan Antasena di dalam tubuhnya. Petruk baru mau kembali ke Karangkabuyutan, setelah Arjuna memerintahkannya. Ia terbang ke Karangkabuyutan dibantu Antasena bersama, Gatotkaca, Antareja dan Abimanyu.
Kresna tiba di Suralaya dan menghadap Bathara Guru, ia melaporkan rencana Semar yang ingin membangun kahyangan menyaingi Suralaya. Mendengar laporan itu, Bathara Guru langsung memerintahlan Betari Durga dan Kresna untuk menghalangi rencana Semar tersebut.
Sementara di Karangkabuyutan, Semar menerima kedatangan Prabu Yudhistira, Bima, Nakula dan Sadewa bersama ketiga pusaka Kraton Amarta yang telah tiba lebih dulu bersama Petruk dan putera-putera Pandawa. Sebenarnya Semar sedikit kecewa karena kedatangan Pandawa hanya empat orang . Namun, semar segera melakukan upacara ritual dengan memasukkan keempat bersaudara tersebut menjadi satu ke dalam tubuh Semar.
Ternyata di dalam tubuh Semar bersemayam Sanghyang Wenang yang memberikan petunjuk wejangan hidup dan ilmu yang sangat berarti bagi para Pandawa, dan memerintahkan mereka untuk bertapa selama sepuluh hari .
Sementara para putera Pandawa bersama Petruk, Bagong dan Gareng yang bertugas menjaga diganggu oleh makhluk halus Maling Sukma, namun Semar segera memberikan mantra untuk menghadapi segala kejahatan yang datang.
Kresna yang ditugaskan Bathara Guru untuk menghalangi rencana Semar Membangung Kahyangan menyamar menjadi Raksasa sebesar bukit. Namun ia tidak mampu menghadapi mantra yang diberikan Semar, begitu pula dengan Arjuna yang menyamar menjadi harimau yang sangat besar. Ia menjadi lemas dan tertangkap oleh para putera Pandawa dan meminta ampun kepada Semar.
Kresna pun tidak luput dari kemarahan Semar, karena sebagai raja ia tidak waspada dan melakukan tindakan tanpa memeriksa terlebih dahulu apa duduk perkaranya.
Bahkan Semar pun marah kepada Bathara Guru dan berangkat ke Suralaya. Semar mengobrak-abrik kahyangan Suralaya, tidak ada satupun senjata yang memapu melumpuhkan Semar, sehingga Bathara Guru melarikan diri ke Karangkabuyutan, namun kemarahan Semar tidak bisa dihindari, dimanapun Bathara Guru bersembunyi pasti berhasil ia temukan. Hingga akhirnya Bathara Guru meminta perlindungan para Pandawa dan meminta ampun kepada Semar.
Setelah kemarahan Semar sudah mereda, akhirnya Bathara Guru diampuni, dan kembalilah beliau ke kahyangan Suralaya.
Semar menjelaskan bahwa sebenarnya ia tidak apa-apa, ia hanya mencemaskan nasib kerajaan Amarta, ada sesuatu hal yang mengganjal di hatinya tetapi ia tidak bisa mengungkapkannya. Semar lalu meminta Petruk untuk pergi ke Amarta untuk menemui para punggawa Amarta dan menyampaikan bahwa Ia ingin meminjam tiga pusaka Keraton Amarta yaitu Jamus Kalimasada, Payung Kencana dan Tombak untuk membangun kayangan. Selain itu,Ia juga mengundang Para pandawa untuk segera datang ke Karangkabuyutan. Petruk menerima tugas yang diberikan ayahandanya, dan langsung berangkat menuju negara Amarta.
Sementara di Amarta, Prabu Yudhistira, dihadapan para saudara-saudaranya sedang membahas sebab kegagalan mereka dan membangun negaranya , datanglah raja Dwarati, Kresna yang kemudian menanyakan ketidakhadiran Semar dalam keraton Amarta dan menyatakan bahwa itulah yang menjadi kegagalan tersebut. Oleh karena itu, Kresna memerintahkan Arjuna untuk memanggil Semar dari Karangkabuyutan untuk menghadap ke Amarta.
Namun, belum Arjuna beranjak dari tempat duduknya, datanglah Petruk menghadap dan memberitahukan bahwa ia diperintahkan Semar untuk mengundang kelima Pandawa untuk menuju Karangkabuyutan dengan membawa tiga pusaka kerajaan untuk membantu Semar mbangun (membangun) kahyangan.
Mendengar hal itu, Kresna langsung melarang Para Pandawa untuk berangkat ke Karangbuyutan, karena ia menganggap bahwa rencana Semar itu bertentangan dengan kodrat Semar yang diturunkan ke dunia. Terjadilah perdebatan antara Kresna dengan Petruk. Petruk menolak untuk kembali ke karangkabuyutan , dia hanya akan kembali apabila mendapat titah dai Pandawa. Yudhistira pun akhirnya menyuruh Petruk untuk menunggu di luar paseban untuk menanti keputusan rapat para Pandawa.
Petruk akhirnya menuruti perintah Yudistira, di luar paseban, Petruk bertemu dengan Antasena, putra Bima. Petruk menceritakan semua kejadian yang ada di dalam paseban tadi, Antasena yang memiliki watak bijaksana dan tahu bahwa yang akan dilakukan Semar itu adalah benar, maka ia berjanji akan membantu Petruk menghadapi tindakan Kresna.
Kresna kemudian mengajak Arjuna pergi ke kahyangan Suralaya untuk melapor kepada Batara Guru, dan memerintahkan Gatotkaca, Antareja dan Setyaki mengusir Petruk kembali agar ke Karangkabuyutan.
Sementara Prabu Yudhistira bersama Bima, Nakula dan Sadewa, merasa bimbang. Sadewa, kemudian memberi usul agar mereka bersemedi di depan tempat penyimpanan pusaka kerajaan untuk meminta petunjuk Yang Maha Kuasa. Jika pusaka itu tetap berada di tempatnya setelah mereka bersemedi berarti Kresna lah yang benar, namun apabila pusaka itu jengkar dari tempatnya setelah mereka bersemedi maka Semar lah yang benar.
Mereka kemudian menuju ke tempat pusaka Kraton untuk bersemedi mencari petunjuk. Dan ternyata ketiga pusaka kraton Amarta melesat hilang menuju Karangkabuyutan. Melihat kejadian itu, akhirnya keempat bersaudara ini segera menyadari dan diam-diam berangkat ke Karangbuyutan melalui pintu belakang tanpa sepengatuhuan Kresna.
Gatotkaca, Antareja dan Setyaki yang diperintahkan Kresna mengusir Petruk ternyata tidak mampu menghadapi Petruk yang telah bersatu dengan Antasena di dalam tubuhnya. Petruk baru mau kembali ke Karangkabuyutan, setelah Arjuna memerintahkannya. Ia terbang ke Karangkabuyutan dibantu Antasena bersama, Gatotkaca, Antareja dan Abimanyu.
Kresna tiba di Suralaya dan menghadap Bathara Guru, ia melaporkan rencana Semar yang ingin membangun kahyangan menyaingi Suralaya. Mendengar laporan itu, Bathara Guru langsung memerintahlan Betari Durga dan Kresna untuk menghalangi rencana Semar tersebut.
Sementara di Karangkabuyutan, Semar menerima kedatangan Prabu Yudhistira, Bima, Nakula dan Sadewa bersama ketiga pusaka Kraton Amarta yang telah tiba lebih dulu bersama Petruk dan putera-putera Pandawa. Sebenarnya Semar sedikit kecewa karena kedatangan Pandawa hanya empat orang . Namun, semar segera melakukan upacara ritual dengan memasukkan keempat bersaudara tersebut menjadi satu ke dalam tubuh Semar.
Ternyata di dalam tubuh Semar bersemayam Sanghyang Wenang yang memberikan petunjuk wejangan hidup dan ilmu yang sangat berarti bagi para Pandawa, dan memerintahkan mereka untuk bertapa selama sepuluh hari .
Sementara para putera Pandawa bersama Petruk, Bagong dan Gareng yang bertugas menjaga diganggu oleh makhluk halus Maling Sukma, namun Semar segera memberikan mantra untuk menghadapi segala kejahatan yang datang.
Kresna yang ditugaskan Bathara Guru untuk menghalangi rencana Semar Membangung Kahyangan menyamar menjadi Raksasa sebesar bukit. Namun ia tidak mampu menghadapi mantra yang diberikan Semar, begitu pula dengan Arjuna yang menyamar menjadi harimau yang sangat besar. Ia menjadi lemas dan tertangkap oleh para putera Pandawa dan meminta ampun kepada Semar.
Kresna pun tidak luput dari kemarahan Semar, karena sebagai raja ia tidak waspada dan melakukan tindakan tanpa memeriksa terlebih dahulu apa duduk perkaranya.
Bahkan Semar pun marah kepada Bathara Guru dan berangkat ke Suralaya. Semar mengobrak-abrik kahyangan Suralaya, tidak ada satupun senjata yang memapu melumpuhkan Semar, sehingga Bathara Guru melarikan diri ke Karangkabuyutan, namun kemarahan Semar tidak bisa dihindari, dimanapun Bathara Guru bersembunyi pasti berhasil ia temukan. Hingga akhirnya Bathara Guru meminta perlindungan para Pandawa dan meminta ampun kepada Semar.
Setelah kemarahan Semar sudah mereda, akhirnya Bathara Guru diampuni, dan kembalilah beliau ke kahyangan Suralaya.