Sistem Tata Surya
Guna meningkatkan pemahaman terhadap materi Sistem Tata Surya, maka bacalah ulasan materi di bawah ini dengan sungguh-sungguh.
A. Sistem Tata Surya
Tata Surya adalah susunan benda langit yang terjadi atas sebuah bintang yang disebut Matahari sebagai pusat tata surya dan semua objek yang terikat oleh gaya gravitasinya. Objek-objek itu termasuk delapan buah planet yang sudah diketahui dengan orbit berbentuk elips, lima planet kerdil/katai, 173 satelit alami yang telah diidentifikasi, dan jutaan benda langit (meteor, asteroid, komet) dll.
Tata surya terbagi menjadi Matahari, empat planet bagian dalam, sabuk asteroid, empat planet bagian luar, dan di bagian terluar adalah Sabuk Kuiper dan piringan tersebar. Awan Oort diperkirakan terletak di daerah terjauh yang berjarak sekitar seribu kali di luar bagian yang terluar.
Berdasarkan jaraknya dari Matahari, kedelapan planet Tata Surya ialah Merkurius (57,9 juta Km), Venus (108 juta Km), Bumi (150 juta Km), Mars (228 juta Km), Yupiter (779 Km), Saturnus (1.430 juta Km), Uranus (2.880 juta Km), dan Neptunus (4.500 juta Km). Sejak pertengahan 2008, ada lima objek angkasa yang diklasifikasikan sebagai planet kerdil. Orbit planet-planet kerdil, kecuali Ceres, berada lebih jauh dari Neptunus. Kelima planet kerdil itu ialah Ceres (415 juta Km. Di sabuk asteroid; dulunya diklasifikasikan sebagai planet kelima, pluto (5.906 juta Km.; dulunya diklasifikasikan sebagai planet ke sembilan), Haumea (6.450 juta Km), Makemake (6.850 juta Km), dan Eris (10.000 juta Km).
Enam dari kedelapan planet dan tiga dari lima planet kerdil itu dikelilingi oleh satelit alami. Masing-masing planet bagian luar dikelilingi oleh cincin planet yang terdiri dari debu dan partikel lain.
Berikut ini adalah penjelasan dari masing-masing benda langit dalam sistem tata surya itu;
1. Matahari
Matahari adalah pusat tata surya, yang merupakan bintang sejati karena dapat memancarkan cahaya sendiri. Matahari menjadi anggota tata surya yang terbesar, karena hampir seluruh massa tata surya terkumpul pada matahari (98%). Matahari sebagai pusat tata surya adalah jenis bintang generasi kedua. Matahari terbentuk kira-kira 4,6 Miliyar tahun yang lalu berbentuk gumpalan gas yang berpijar yang terdiri dari gas, terutama hidrogen. Menurut para ahli astronomi, bahan pembentuk Matahari ini berasal dari ledakan bintang generasi pertama. matahari memiliki diameter sepanjang 1.392.500 Km, kira-kira ukuran ini 109 kali diameter bumi dan sepuluh kali lebih besar dari planet Jupiter.
Secara umum, matahari tersusun oleh beberapa lapisan yang terdiri dari; korona, kromosfer, fotosfer, dan lapisan inti.
a. Korona
Korona adalah lapisan luar atmosfer matahari. Bentuk korona seperti mahkota dengan warna keabu-abuan dan bisa terlihat saat terjadi gerhana matahari total. Ketebalan sekitar 700 ribu Km dan suhunya mencapai 1 juta Kelvin.
b. Kromosfer
Kromosfer adalah lapisan di atas fotosfer dan bertindak sebagai atmosfer matahari. Kromosfer terlihat berbentuk gelang merah yang mengelilingi bulan pada waktu terjadi gerhana matahari total. Ketebalannya sekitar 2000 Km dan suhunya mencapai 4.500 kelvin.
c. Fotosfer
Fotosfer adalah bagian permukaan matahari. Lapisan ini mengeluarkan cahaya sehingga mampu memberikan penerangan sehari-hari. Suhu pada lapisan ini mencapai 6.000 kelvin dan memiliki ketebalan 300 Km.
d. Inti Matahari
Inti matahari adalah lapisan paling dalam dari matahari tempat berlangsungnya reaksi fusi yang menghasilkan energi bagi Matahari. Suhu matahari 1,5 x 107°C. Meskipun volumenya hanya seperlima puluh volume seluruh matahari, namun massa inti ini sangat besar yakni setengah dari massa matahari seluruhnya. Bagian inti ini membangkitkan 99% energi yang dibangkitkan oleh matahari.
2. Planet
Planet adalah benda langit yang mengelilingi matahari dengan lintasan tertentu dan bergaris tengah lebih dari 4000 Km. Planet memantulkan cahaya yang diterima dari matahari. Dahulu diketahui ada 9 planet, tetapi baru-baru ini diputuskan Pluto tidak masuk dalam keluarga planet Bimasakti yang mengelilingi matahari. Peredaran planet mengitari matahari mengikuti lintasan berbentuk bujur telur atau elips. Pusat lintasan peredaran itu adalah Matahari. Peredarannya teratur sehingga tidak mungkin terjadi benturan dan gerakan planet mengelilingi matahari berlawanan dengan arah jarum jam.
Berdasarkan letaknya, planet dibedakan menjadi dua, yakni planet dalam dan planet luar. Planet dalam adalah planet yang garis edarnya diantara matahari dan bumi, anggotanya Merkurius dan Venus. Planet luar adalah planet yang garis edarnya di luar peredaran bumi dan terdiri dari Mars, Jupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus.
a. Merkurius
a. Merkurius
- Merkurius merupakan planet yang paling dekat dengan Matahari dan memiliki diameter 4.862 km sehingga merupakan planet terkecil.
- Jarak planet Merkurius dengan Matahari sekitar 58 juta km. Merkurius membutuhkan 88 hari untuk berputar mengelilingi Matahari satu kali.
- Karena letaknya yang cukup dekat dengan Matahari, permukaan Merkurius banyak terdapat kawah-kawah besar.
- Merkurius terlihat paling terang dari bumi dan kadang-kadang menampakan diri sebagian titik kecil saat Matahari terbenam atau fajar menyingsing.
- Suhunya di siang hari mencapai 430°C, sedangkan di malam hari mencapai -170°C.
- Merkurius tidak memiliki satelit.
- Venus terletak antara orbit Merkurius dan orbit Bumi, memiliki garis tengah sekitar 12.100 km dan merupakan planet terdekat dengan Bumi.
- Ukurannya hampir sama dengan Bumi membuatnya disebut sebagai Bumi kembar.
- Dengan jarak 108 km dari Matahari, venus membutuhkan waktu 225 hari untuk sekali berevolusi mengelilingi matahari.
- Suhu permukaan venus dapat mencapai 480°C sehingga sangat kering.
- Venus merupakan planet putih yang bercahaya terang, tampak indah dan cemerlang.
- Planet ini tampak menjelang Matahari terbit atau beberapa saat sesudah Matahari tenggelam. Orang menamakannya bintang fajar atau bintang timur atau bintang kejora.
- Bumi merupakan satu-satunya planet di tata surya yang memiliki kehidupan, serta permukaannya terdiri dari lautan dan daratan.
- Permukaan bumi akan terlihat berwarna hijau kebiru-biruan jika dilihat dari angkasa luar. Bentuk bumi bulat dan bergaris tengah 12.750 km.
- Jarak bumi dengan matahari sekitar 150 juta km dan 2/3 luas permukaan bumi ditutupi lautan.
- Bumi memiliki lapisan udara atau atmosfer. Kandungan atmosfer terdiri dari gas, yakni oksigen dan nitrogen. Jenis gas lain tidak terlalu besar volumenya.
- Atmosfer melindungi bumi dari sinar radiasi matahari yang membahayakan benda-benda langit yang tertarik oleh gaya gravitasi bumi. Lapisan atmosfer juga menjaga suhu bumi di siang hari tidak terlalu panas dan pada malam hari tidak terlalu dingin.
- Bumi memiliki satu satelit yakni bulan.
- keadaan Mars hampir mirip dengan bumi sehingga para ahli menyelidiki apakah di mars terdapat kehidupan.
- Planet Mars berwarna kemerah-merahan dan memiliki garis tengah sekitar 6.780 km.
- Jarak dengan Matahari sekitar 228 juta km dan membutuhkan waktu 687 hari untuk mengelilingi Matahari.
- Permukaan Mars juga kering seperti venus.
- Mars memiliki lapisan atmosfer tipis.
- Di antara Mars dan Jupiter terdapat kumpulan benda langit kecil yang disebut asteroid atau planetoid.
- Suhu Mars tidak terlalu tinggi, pada siang hari maksimal -13 derajat celsius dan pada malam hari -80 derajat celcius.
- Mars mempunyai dua satelit, Demos dan Fobos, dan sebuah gunung Olympus yang tingginya dua kali tinggi Gunung Everest
- jupiter merupakan planet terbesar dalam tata surya dan berwarna kekuning-kuningan.
- Garis tengahnya 11 kali diameter Bumi atau sekitar 143.000 km.
- Dengan jarak 778 juta km dari Matahari, Jupiter membutuhkan 12 tahun untuk mengelilingi matahari.
- Atmosfer Jupiter banyak mengandung gas hidrogen dan helium.
- Karena batas permukaan Jupiter dan atmosfernya yang kurang jelas, Jupiter menyerupai bola gas yang amat besar.
- Jumlah satelit Jupiter ada 16 dan yang terbesar adalah Ganymeda.
- Saturnus termasuk planet nomor dua terbesar dalam tata surya.
- Saturnus dikelilingi sebuah cincin raksasa yang terdiri dari debu-debu dan partikel-partikel kecil berwarna kekuning-kuningan.
- Memiliki garis tengah 120.000 km dan jaraknya 1.428 juta km dari Matahari.
- Untuk berevolusi, Saturnus membutuhkan waktu 29,5 tahun.
- Saturnus memiliki 21 satelit dan yang terbesar adalah Titan.
- Suhu permukaan Saturnus cukup dingin, sekitar -145 derajat celcius.
- Uranus memiliki garis tengah sekitar 51.1118 km.
- Jarak Uranus dengan Matahari kira-kira 2.869 juta km.
- Uranus mengelilingi Matahari sekali edar membutuhkan waktu sekitar 84 tahun.
- Arah rotasi Uranus berlawanan dengan planet lain.
- Permukaan Uranus selalu diselimuti awan tebal.
- Suhu permukaan planet itu mencapai -180 derajat celsius.
- Uranus memiliki lima belas buah satelit dan yang terbesar adalah Ariel.
- Jika dilihat menggunakan teleskop, Neptunus tampak berwarna kehijau-hijauan.
- Neptunus memiliki jarak dengan Matahari sekitar 4.495 juta km dan garis tengahnya 48.600 km.
- Suhu permukaannya lebih dingin dari Uranus, yakni sekitar -190 derajat celsius.
- Untuk sekali berevolusi, Neptunus membutuhkan waktu 165 tahun.
- Keadaan Neptunus kurang banyak diketahui.
- Satelit Neptunus ada dua, Triton dan Nereid.
3. Satelit
Satelit adalah benda langit yang mengelilingi planet ketika beredar mengelilingi matahari. Satelit itu, satelit juga berputar pada sumbunya. Satelit dibagi menjadi dua jenis, yakni satelit alam dan satelit buatan. Satelit alam adalah satelit yang secara alami ada di dalam sistem tata surya. Contoh; bulan yang menjadi satelit bumi. Satelit buatan adalah satelit yang dibuat manusia. satelit buatan dilepaskan oleh roket dan mengorbit di sekitar bumi. Satelit buatan digunakan untuk berbagai kepentingan, antara lain alat komunikasi, penyiaran radio dan televisi, pemetaan bumi dan kekayaan yang terkandung di dalamnya.
4. Asteroid
Asteroid adalah benda langit berukuran kecil yang mengelilingi matahari dengan lintasan tertentu. Para ahli meyakini bahwa asteroid merupakan sisa-sisa bahan pembentuk planet. Jumlah asteroid banyak, semuanya secara teratur berkumpul membentuk sabuk asteroid. Diameter sabuk asteroid sekitar 100 km. Sabuk asteroid ini berbentuk melingkar di antara Planet Mars dan Jupiter. Sedangkan, sabuk lainnya bernama sabuk Edgeworth-Kuiper, terletak jauh di belakang Planet Neptunus. Sabuk asteroid memerlukan waktu sekitar 3 hingga 6 tahun untuk sekali mengitari Matahari. Asteroid yang satu dengan yang lainnya terpisah sejauh ribuan kilometer. Meskipun terpisah jauh, terkadang asteroid-asteroid itu bertubrukan. Tubrukan itu menghasilkan pecahan batu yang lebih kecil atau disebut meteoroid.
5. Meteoroid, Meteor, dan Mateorit
Salah satu benda angkasa lainnya di tata surya adalah meteoroid. Meteoroid adalah benda-benda langit berukuran kecil yang melayang-layang di angkasa dan tidak mempunyai lintasan. Benda ini kadang-kadang menubruk planet termasuk planet bumi. Meteoroid yang masuk ke dalam sebuah planet disebut meteor. Ketika memasuki bumi, benda ini tampak berpijar karena bergesekan dengan atmosfer. Sebagian besar meteor habis bergesekan dengan atmosfer itu. Adapun yang sempat sampai ke permukaan bumi disebut dengan meteorit. Meteor disebut juga bintang jatuh atau bintang beralih.
6. Komet
Dalam sistem tata surya, komet adalah benda terjauh yang mengorbit matahari. Ada sekitar sepuluh triliun komet. Mereka adalah salju debu sebesar gunung, namun tak dapat terlihat mata. Terkadang, salah satu komet melewati bumi dan menjadi cukup besar dan terang untuk dilihat. Komet adalah campuran kira-kira sepertiga batu berdebu dan dua pertiga es dan salju. Pada tahun 1951, Astronom Amerika, Fred Whipple, menggambarkannya sebagai “bola salju debu” dan itulah julukan komet hingga sekarang. Keadaan komet sudah seperti itu sejak terjadinya tata surya 4,6 miliyar tahun yang lalu. Salah satu komet yang pernah sangat dekat dengan bumi adalah komet Halley.
Komet Helly dinamai sesuai nama Edmond Hally (1656-1742), yang mengetahui bahwa komet yang terlihat tahun 1531, 1607, dan 1682 adalah benda yang sama. Komet Helly terlihat di langit bumi setidaknya 30 kali sejak 240 SM dan terakhir kali terlihat pada tahun 1910.
B. Kondisi Bumi
Bumi adalah planet ketiga dari Matahari yang merupakan planet terpadat dan terbesar kelima dari delapan planet dalam tata surya. Bumi juga merupakan planet terbesar dari keempat planet kebumian Tata Surya. Bumi terkadang disebut dengan dunia atau planet Biru.
Bumi terbentuk sekitar 4,54 miliyar tahun yang lalu, dan kehidupan muncul dipermukaannya pada miliyar tahun pertama. Biosfer Bumi kemudian secara perlahan mengubah atmosfer dan kondisi fisik dasar lainnya, yang memungkinkan terjadinya perkembangbiakan organisme serta pembentukan lapisan ozon, yang bersama medan magnet Bumi menghalangi radiasi surya berbahaya dan mengizinkan makhluk hidup mikroskopis untuk berkembang biak dengan aman di daratan. sifat fisik, sejarah geologi, dan orbit Bumi memungkinkan kehidupan untuk dapat terus bertahan.
1. Bentuk Bumi
Bentuk bumi kira-kira menyerupai sferoid pepat, bola yang bentuknya tertekan pipih di sepanjang sumbu dari kutub ke kutub sehingga terdapat tonjolan di sekitar khatulistiwa. Tonjolan ini muncul akibat rotasi Bumi, yang menyebabkan diameter khatulistiwa 43 km lebih besar dari diameter kutub ke kutub. Karena hal itu, titik terjauh permukaan Bumi dari pusat Bumi adalah gunung api Chimborazo di Ekuador, yang berjarak 6.384 km dari pusat Bumi, atau sekitar 2 kilometer lebih jauh jika dibandingkan dengan Gunung Everest. Diameter rata-rata bulatan Bumi adalah 12.742 km, atau kira-kira setara dengan 40.000 km/π, karena satuan meter pada awalnya dihitung sebagai 1/10.000.000 jarak dari katulistiwa ke Kutub Utara melewati Paris, Perancis.
Topografi Bumi mengalami deviasi dari bentuk sferoid ideal, meskipun dalam skala global deviasi ini tergolong kecil; bumi memiliki tingkat toleransi sekitar 584, atau 0, 17% dari sferoid sempurna, lebih kecil jika dibandingkan dengan tingkat toleransi pada bola biliar (0,22%). Deviasi tertinggi dan terendah pada permukaan bumi terdapat di Gunung Everest (8.848 m di atas permukaan laut) dan Palung Mariana (10.911 m dibawah permukaan laut). Karena adanya tonjolan katulistiwa, lokasi di permukaan bumi yang berada paling jauh dari pusat bumi adalah puncak Chimborazo di Ekuador dan Huascaran di Peru.
2. Rotasi Bumi
Bumi yang kita huni ini tidak diam, namun berputar pada porosnya yang disebut rotasi bumi. Waktu yang diperlukan bumi untuk satu kali rotasi disebut skala rotasi. Kala rotasi bumi memerlukan waktu 23 jam 56 menit. Manusia tidak dapat merasakan rotasi bumi, namun dapat merasakan akibat dari rotasi bumi itu.
Berikut akibat dari rotasi bumi;
a. Terjadi siang dan malam
Perputaran bumi pada porosnya mengakibatkan sebagian bumi ada yang menghadap matahari dan ada yang membelakangi matahari. Bagian bumi yang menghadap matahari akan mengalami waktu siang karena mendapat cahaya dari matahari, sedangkan bagian bumi yang membelakangi matahari akan mengalami waktu malam karena tidak mendapat cahaya dari matahari.
b. Terjadinya gerak semu harian matahari
Gerak semu harian matahari ialah seolah-olah matahari bergerak mengelilingi bumi. Pada pagi hari matahari tampak terbit disebelah timur, pada siang hari matahari tampak berada di atas kepala, dan pada sore hari matahari tampak terbenam disebelah barat.
c. Terjadinya perbedaan waktu di berbagai tempat di bumi
Bagian gelap terang dibumi selain mengakibatkan terjadinya siang dan malam juga mengakibatkan terjadinya perbedaan waktu di bumi. Bumi terbagi menjadi 24 daerah waktu. Kota Greenwich di Inggris dilalui garis bujur 0° dan ditetapkan sebagai pusat daerah waktu di dunia. setiap selisih 15° menyebabkan selisih perbedaan waktu 1 jam.
Bagian bumi disebelah timur Greenwich mengalami waktu yang lebih cepat dari Greenwich, sedangkan bagian bumi di sebelah barat Greenwich mengalami waktu yang lebih lambat dari Greenwich. Hal ini disebabkan arah rotasi bumi dari barat ke timur sehingga bagian bumi sebelah timur akan lebih dulu menghadap matahari.
d. Terjadinya perbedaan percepatan gravitasi bumi
Rotasi bumi menimbulkan gaya sentrifugal. Gaya sentrifugal yakni gaya yang arahnya menjauhi pusat. Gaya sentrifugal yang diakibatkan oleh rotasi bumi menyebabkan bumi tidak bulat sempurna tetapi pepat pada kedua kutubnya dan menggembung pada khatulistiwa sehingga diameter kutub bumi lebih kecil dari pada diameter khatulistiwa. Hal ini menyebabkan percepatan gravitasi bumi lebih besar di daerah kutub dari pada daerah khatulistiwa.
e. Terjadinya pembelokan arah angin
Angin adalah udara yang bergerak atau berpindah tempat karena perbedaan tekanan. Menurut hukum Buys Ballot angin bertiup dari tempat yang bertekanan tinggi menuju tempat yang bertekanan lebih rendah. Pada belahan bumi selatan angin berbelok ke arah kiri dan pada belahan bumi utara angin berbelok ke arah kanan.
f. Terjadinya pembelokan arah arus laut
Angin mengakibatkan terjadinya arus laut. Pada belahan bumi selatan arah laut berbelok berlawanan dengan arah perputaran jarum jam, sedangkan pada belahan bumi bagian utara arah arus laut searah dengan perputaran jarum jam. Gerak pembelokan arah angin dan arus laut berbelok berlawanan dengan arah putaran jarum jam. Gerak pembelokan arah angin dan pembelokan arus laut sebagai akibat rotasi bumi disebut efek Coriolis.
3. Revolusi Bumi
Revolusi bumi adalah peredaran bumi mengelilingi matahari. Bumi mengelilingi matahari pada orbitnya sekali dalam waktu 365¼ atau satu tahun surya disebut kala revolusi bumi. Bumi berevolusi dengan arah yang berlawanan dengan arah perputaran jarum jam. Akibat dari revolusi bumi, yakni sebagai berikut;
a. Terjadinya gerak semu tahunan matahari
Matahari tidak selalu terlihat berada di daerah khatulistiwa, kadang berada pada daerah utara khatulistiwa dan daerah selatan khatulistiwa. Matahari seolah-olah tepat berada di daerah khatulistiwa pada tanggal 21 Maret kemudian matahari seolah-olah bergerak ke utara dan setelah mencapai 23,5° Lintang Utara atau garis balik utara pada 21 Juni matahari seolah-olah bergerak kembali ke khatulistiwa. Pada tanggal 23 September matahari seolah-olah berada di daerah khatulistiwa dan matahari seolah-lah bergerak keselatan dan setelah mencapai 23,5° Lintang Selatan atau garis balik selatan pada tanggal 22 Desember, matahari akan kembali bergerak menuju khatulistiwa.
b. Terjadinya perbedaan lamanya waktu siang dan malam
Ketika berevolusi sumbu bumi miring 23,5° yang disebut sudut inklinasi. Ada kalanya bagian utara bumi lebih condong atau miring sehingga seolah-olah matahari berada di bagian utara khatulistiwa bumi. Hal ini menyebabkan bagian utara bumi lebih banyak mendapat sinar matahari sehingga lebih lama mengalami waktu siang sedangkan bagian selatan khatulistiwa lebih sedikit mendapat sinar matahari sehingga lebih lama mengalami waktu malam. Demikian juga sebaliknya ketiak bagian selatan condong ke matahari maka bagian selatan khatulistiwa bumi akan lebih banyak mendapat sinar matahari dan mengalami siang yang lebih lama.
c. Terjadinya pergantian musim
Selain mengakibatkan gerak semu tahunan matahari dan perbedaan lamanya waktu siang dan malam. Revolusi bumi juga menyebabkan terjadinya pergantian musim.
- Pada 21 Maret-21 Juni, belahan bumi utara mengalami musim semi sedangkan belahan bumi selatan mengalami musim gugur.
- Pada 21 Juni-23September, belahan bumi utara mengalami musim panas sedangkan belahan bumi selatan mengalami musim dingin.
- Pada 23 September-22 Desember, belahan bumi utara mengalami musim gugur sedangkan belahan bumi selatan mengalami musim semi.
- Pada 22 Desember-21 Maret, belahan bumi utara mengalami musim dingin sedangkan belahan bumi selatan mengalami musim panas.
d. Terlihatnya rasi bintang yang berbeda-beda
Rasi bintang merupakan sekumpulan bintang-bintang yang membentuk pola-pola tertentu dilangit. Bumi yang terus berevolusi menyebabkan pengamat di bumi melihat bintang dari arah yang berbeda. Pada saat matahari berada di sebelah matahari pengamat di bumi hanya dapat melihat rasi bintang yang berada di sebelah timur matahari. Misalnya pada bulan Februari akan terlihat rasi bintang Aquarius sedangkan rasi bintang Leo akan terlihat pada bulan Agustus.
C. Kondisi Bulan
Bulan adalah benda langit yang terdekat dengan bumi sekaligus merupakan satelit bumi. Sebab bulan merupakan satelit, maka bulan tidak dapat memancarkan cahaya sendiri melainkan memancarkan cahaya matahari. Sebagaimana dengan bumu yang berputar dan mengelilingi matahari, bulan juga berputar dan mengelilingi bumi.
1. Rotasi dan Revolusi Bulan
Bulan merupakan satu-satunya benda langit pengikut bumi yang berdiameter 3480 km yang beredar pada jarak rata-rata 384.421 km. Bulan mempunyai dua gerakan yang penting yakni rotasi bulan dan revolusi bulan.
Rotasi bulan adalah perputaran bulan pada porosnya dari arah barat ke timur. Dalam satu kali rotasi bulan memerlukan waktu yang sama dengan satu kali revolusinya mengelilingi bumi. Oleh karena waktu berotasi dan berevolusi bulan sama, maka permukaan bulan yang menghadap bumi relatif tetap. Adanya sedikit perubahan pada permukaan bulan disebabkan gerak angguk bulan pada porosnya.
Revolusi bulan adalah peredaran bulan mengelilingi bumi dari arah barat ke timur. Waktu yang diperlukan untuk melakukan satu kali revolusi rata-rata 27 hari 7 jam 43,2 menit. Waktu peredaran bulan ini (revolusi bulan) juga terbagi menjadi 2, yakni;
- Sideris, adalah waktu yang ditempuh bulan untuk kembali ke asalnya. Revolusi bulan ini dijadikan dasar bulan qomariyah, namun waktu yang dipergunakannya bukan waktu sideris melainkan waktu yang sinodis.
- Sinodis, adalah waktu yang ditempuh bulan dari posisi sejajar antara matahari, dan bumi ke posisi sejajar berikutnya. Waktu sejajar ditempuh rata-rata 29 hari 12 jam 44 menit 2,8 detik sama dengan 29,53058796 hari atau dibulatkan menjadi 29,531 hari.
Bidang edar bulan tidak berimpit dengan bidang edar bumi. jika kedua bidang edar itu berimpit, maka setiap bulan akan terjadi dua kali gerhana, yakni gerhana matahari pada awal bulan dan gerhana bulan pada pertengahan bulan. Walaupun demikian, gerhana matahari atau gerhana bulan setiap tahun menjadi tiga atau empat kali. Hal ini disebabkan oleh kecilnya sudut potong antara bidang edar itu dengan bidang ekliptika.
2. Fase-Fase Bulan
Bulan adalah benda langit yang tidak mempunyai sinar sendiri. Cahayanya yang tampak dari bumi merupakan sinar matahari yang dipantulkan oleh bulan. Dari hari ke hari, bentuk dan ukuran cahaya bulan ini berubah-ubah sesuai dengan posisi bulan terhadap matahari dan bumi.
Pada saat bulan berada tepat di antara bumi dan matahari, yakni saat terjadi konjungsi, maka seluruh bagian bumi tidak menerima sinar matahari tepat menghadap ke bumi. Akibatnya pada saat itu bulan tidak tampak dari bumi. Hal ini disebut bulan mati.
Ketika bulan bergerak, maka bagian bulan yang menerima sinar matahari terlihat dari bumi. Bagian bulan yang terlihat dari bumi sangat kecil dan membentuk bulan sabit. itulah yang dikenal dengan hilal awal bulan.
Semakin jauh bulan bergerak meninggalkan konjungsi semakin besar pula cahaya bulan yang tampak dari bumi. Tujuh hari kemudian sesudah bulan mati, bulan akan tampak dari bumi dengan bentuk setengah lingkaran. Itulah yang disebut dengan kwartil I. Pada akhirnya sampailah bulan pada titik terjauh dari matahari dan secara penuh menghadap ke matahari disebut dengan saat konjungsi.
Pada saat konjungsi, bumi persis sedang berada antara bulan dan matahari. Bagian bulan yang sedang menerima sinar matahari hampir seluruhnya terlihat dari bumi, akibatnya bulan tampak seperti bulatan penuh yang dinamakan bulan purnama. Setelah itu bulan bergerak terus dan bentuk bulan semakin mengecil. Tujuh hari kemudian setelah bulan purnama bulan akan tampak dalam bentuk setengah lingkaran lagi, itulah yang disebut dengan kwartir II. Dan pada akhirnya sampailah pada saat konjungsi kembali, menjelang bulan berikutnya dimana sama sekali tidak tampak dari bumi yakni saat bulan mati.
Berikut ini fase-fase bulan dalam konteks satu bulan penuh meliputi;
- Newmoon (bulan baru), yakni fase ketika terjadi peristiwa konjungsi antara bulan dan matahari. Sisi bulan yang menghadap bumi tidak menerima cahaya dari matahari, maka bulan tidak terlihat.
- Waxing Cressent, (Hilal akhir bulan atau bulan sabit muda), yakni fase ketika bulan meninggalkan konjungsi pada hari tanggal 1,2, dan 3 Qomariyah. Selama fase ini, kurang dari setengah bagian bulan yang bersinar. Dan fase ini berlangsung, bagian yang menyala secara bertahab akan bertambah besar.
- First Quarter, yakni fase setelah bulan meninggalkan konjungsi pada perempatan pertama dalam ukuran sudut busur. Fase ini terjadi pada tanggal 6,7, dan 8 Qomariyah. Bulan mencapai tahap ini ketika setengah bagian dari bulan terlihat.
- Waxing Gibbous, fase ini terjadi pada tanggal 10, 11, dan 12 Qomariyah. Awal fase ini ditandai saat bulan adalah setengah dari ukuran penuh bulan.
- Full moon (bulan purnama), yakni fase ketika terjadinya peristiwa konjungsi. Permukaan bulan yang terkena sinar matahari akan terlihat dari bumi, fase ini terjadi pada tanggal 13, 14, dan 15 Qomariyah. Sisi bulan yang menghadap bumi mendapat cahaya matahari secara penuh, maka seluruh bulatan terlihat. hal ini terjadi ketika bulan berada di sisi berlawanan dari bumi.
- Waning Gibbous, terjadi pada tanggal 17, 18, dan 19 Qomariyah. Awal fase ini ditandai saat bulan adalah setengah ukuran penuh.
- Third Quarter, yakni fase bulan meninggalkan matahari setelah peristiwa istiqbal. Fase ini terjadi pada tanggal 21, 22, dan 23 Qomariyah. Bulan mencapai tahap ini ketika bentuk bulan nampak setengah dari yang terlihat
- Waning Cressent (hilal akhir bulan atau bulan sabit tua), yakni fase dimana bulan berbentuk sabit pada akhir bulan. Fase ini terjadi pada tanggal 27, 28, dan 29 Qomariyah.
D. Gerhana
Gerhana adalah peristiwa tertutupnya sebuah objek disebabkan adanya benda/objek yang melintas di depannya. Kedua objek yang terlibat dalam gerhana ini memiliki ukuran yang hampir sama jika di amati dari bumi. Contohnya gerhana matahari dan bulan.
1. Gerhana Matahari
Pada saat bulan berobit tepat di antara bumi dan matahari, maka matahari tertutup oleh bulan sehingga bayang-bayang bulan sampai ke bumi, permukaan bumi yang tertutup bayang-bayang bulan akan mengalami gerhana matahari. Walaupun ukuran bulan lebih kecil dibanding matahari namun ada kalanya cahaya matahari dapat tertutup sepenuhnya oleh bulan yakni ketika bulan berada pada jarak terdekatnya dengan bumi. Gerhana matahari berlangsung lebih singkat dari pada gerhana bulan. Gerhana bulan bisa berlangsung selama 3 jam lebih sedangkan gerhana matahari hanya terjadi kurang dari 10 menit saja. Hal itu terjadi karena ukuran bulan lebih kecil dari bumi, sehingga akan lebih cepat keluar dari bayang-bayang bulan. Gerhana matahari terbagi menjadi;
a. Gerhana matahari total
Gerhana ini terjadi ketika sinar matahari yang menuju bumi terhalang sepenuhnya oleh bayang-bayang bulan. Pada saat itu kedudukan bumi, bulan dan matahari berada pada satu garis lurus. Kondisi seperti ini jarang terjadi, mungkin seseorang hanya bisa menyaksikan gerhana ini sekali dalam hidupnya. Meskipun jarang terjadi, jangan memaksakan diri melihat gerhana ini dengan mata telanjang. Karena hal itu sangat berbahaya. Kita bisa melihatnya dengan alat pengamanan alat khusus ataupun melalui rekaman.
b. Gerhana matahari sebagian
Gerhana matahari sebagian terjadi sinar matahari menuju bumi tertutupi oleh bayang-bayang penumbra bulan. Saat gerhana ini berlangsung, akan terlihat sebagian dari cakram matahari tertutupi oleh cakram bulan.
c. Gerhana matahari cincin
Gerhana ini terjadi ketika bumi mengalami lanjutan umbra bulan yakni ketika bulan berada pada titik terjauh dari bumi. Gerhana ini dapat ditandai dengan adanya garis cahaya membentuk lingkaran cincin yang memiliki lubang hitam ditengahnya.
d. Gerhana matahari hibrida
Gerhana matahari hibrida bergerak antara gerhana total dan cincin. Saat titik tertentu di permukaan bumi, gerhana ini muncul sebagai gerhana total, sedangkan pada titik-titik lain muncul sebagai gerhana cincin. Gerhana hibrida relatif jarang.
2. Gerhana Bulan
Gerhana bulan terjadi apabila bumi berada di antara matahari dan bulan pada satu garis lurus yang sama, sehingga sinar matahari tidak dapat mencapai bulan karena terhalangi oleh bumi. Saat itu bidang orbit bumi berimpit dengan bidang orbit bulan. Gerhana bulan hanya terjadi satu atau dua kali dalam setahun yakni pada malam purnama atau pada saat bulan bersinar utuh. Namun gerhana bulan tidak terjadi pada setiap bulan purnama. Penyebabnya adalah bidang orbit bulan dan ekliptika bersilangan sebesar 5° sehingga bulan tidak selalu berada di ekliptika.
Ketika terjadi gerhana, bulan yang sedang purnama memasuki area bayangan bumi yang disebut penumbra (bayangan kabur) atau umbra (bayangan inti). Berdasarkan bagaimana bulan memasuki bayangan bumi itu, gerhana bulan dibagi menjadi 3 macam yakni;
a. Gerhana bulan total
Gerhana bulan total terjadi ketika bulan tepat berada pada bayangan umbra bumi. Ketika hanya sebagian bulan yang masuk ke umbra, maka yang terjadi adalah gerhana sebagian. Saat ini terjadi, bulan terlihat seperti sabit tebal yang kemudian menipis seiring dengan banyaknya bagian bulan yang masuk ke umbra bumi. Menjelang gerhana bulan total terjadi, yakni ketika sebagian besar bulan sudah masuk ke umbra bumi, bagian umbra yang tadinya gelap akan tampak memerah. Demikian juga ketika bulan sudah masuk seluruhnya kedalam umbra, bulan juga akan tampak memerah dan bukannya gelap total. Warna kemerahan itu berasal dari cahaya matahari yang masih diteruskan oleh atmosfer bumi. Atmosfer bumi menyebabkan langit siang hari menjadi biru dan langit fajar/senja menjadi merah karena efek hamburan Rayleigh. Ketika fajar/senja lintasan cahaya matahari di atmosfer lebih besar karena posisi matahari hampir sejajar dengan horizon. Pada saat itu, cahaya biru dari matahari dihamburkan oleh partikel di atmosfer, sedangkan cahaya merah diteruskan. Akibat hanya cahaya merah saja yang terlihat.
b. Gerhana bulan sebagian
Gerhana bulan sebagian terjadi apabila sebagian bulan berada pada bayangan umbra bumi dan sebagian lagi berada pada panumbra bumi. Pada saat ini terjadi permukaan bulan akan terlihat gelap dan memerah, sedangkan sebagian lagi akan tampak normal.
c. Gerhana bulan penumbra
Gerhana bulan penumbra terjadi ketika bulan tepat berada di bayangan penumbra bumi. Pada saat itu, bulan hanya akan tampak berkurang kecemerlangannya atau sedikit redup dari biasanya. Perubahan ini biasanya sulit dideteksi dengan mata dan hanya dapat diukur dengan alat khusus.
Demikianlah ulasan mengenai Sistem Tata Surya, yang pada kesempatan kali ini dapat dibahas dengan lancar dan semoga ulasan tersebut bermanfaat. Kiranya cukup sekian, kurang lebihnya mohon maaf dan sampai jumpa.
(Sudah di revisi)
*Rajinlah belajar demi Bangsa dan Negara, serta jagalah kesehatanmu!!!
*Terima kasih atas kunjungan anda di , dan semoga anda sukses!!!