Dursilawati bikin geger. Adik Prabu Suyudana, satu-satunya perempuan dari 100 Kurawa, yang telah bertunangan dengan Jayadrata ini hilang tak diketahui parannya, maka sang Raja pun mengangkat Adipati Karna sebagai Kepala Satuan Tugas pencarian Dursilawati.
Upaya pencarian pun segera diawiti. Dalam pencarian itu rombongan berpapasan dengan Kala Bancuring, Kala Mingkalpa dan Kala Pralemba sebagai utusan Prabu Kurandageni dari Tirtakadasar. Mereka berminat pada Dursilawati. Karena ngotot akan nglurug ke Astina maka terjadilah perkelahian dengan kekalahan pada utusan Kurandageni. Prabu Kurandageni yang mendapat kabar kekalahan bala tentaranya pun mengirim utusan gelombang dua dengan tugas menculik Dursilawati.
Di tempat yang berbeda, saat Arjuna bersama Punakawan lewat tengah hutan, tiba-tiba dikejutkan swara tangis wanita. Wayang perempuan itu sesenggukan di punggung gajah, tak lain dan tak bukan ia adalah Dursilawati. Arjuna pun segera memberi pertolongan dan melepaskan panah angin untuk mengusir gajah sang penculik. Arjuna berinisiatif mengembalikan sang Putri ke Astina, namun perjalanannya dihadang bala Kurawa. Arjuna ditangkap, ditaleni dan dieret-eret ke Astina.
Rombangan gelombang dua utusan Kurandageni pun berangkat dan benar-benar dapat melaksanakan misinya. Dursilawati diambil, dibawa dalam ikatan serta dibopong ke hadapan Kundarageni. Tentu saja Prabu Suyudana merasa gusar. Maka dimintanya pertolongan pada Arjuna untuk menemukan Dursilawati serta membebaskannya. Arjuna tidak keberatan mengemban tugas ini tetapi ia ajak serta Jayadrata –calon suami Dursilawati- untuk turun tangan mengikutinya perburuan di Tirtakadasar.
Sesampai di Tirtakadasar pencarian tempat Dewi Dursilawati tidak menemui kesulitan berarti. Setelah melalui beberapa pertarungan, Arjuna membawa Jayadrata menemui Dursilawati di tempatnya disekap. Dursilawati pun diantep, bersediakah ia menjadi istri Jayadrata. Setelah dipastikan bahwa Jayadrata diterima Dursilawati, maka calon pengantin pria pun diminta membebaskan sendiri calon pasangannya.
Jayadrata memperoleh Dursilawati, Kurandageni jadi bagian Arjuna untuk dibunuh. Dursilawati yang telah bebas dipulangkan ke Astina, maka giliran Prabu Suyudana repot menyiapkan perkawinan adiknya. Saat pesta perkawinan siap dilaksanakan, gajah penculik datang lagi dan ingin mengambil balik Dursilawati. Bima dengan badan besarnya berhasil melumpuhkan gajah, dan upacara perkawinan dua wayang pun digelar tanpa kendala.