Prabu Duryodana dihadap oleh Patih Sangkuni, Dursasana, Kartamarma, Durmagati, Citraksa, Citraksi dan Jayadrata. Raja membicarakan berita sayembara di negara Mandura. Raja ingin mengikuti sayembara untuk mendapatkan Rarasati. Para keluarga Korawa diminta siap-siap. Raja minta doa restu kepada Prabu Dhestarastra, Prabu Dhestarastra merestuinya. Patih Sengkuni diminta mengawalnya.
Raja Raksasa di negara Selamiring bernama Prabu Kala Handayaningrat bercerita kepada Patih Kala Sakipu. Raja bermimpi bertemu dengan Rarasati, putri Widarakandhang, daerah negara Mandura. Prabu Kala Handayaningrat menyuruh tiga raksasa untuk melamar Rarasati ke Widarakandhang.
Begawan Abyasa di Wukir Retawu dihadap oleh Arjuna. Sang bagawan minta agar Arjuna pergi ke Mandura mengikuti sayembara. Arjuna meninggalkan pertapaan bersama punakawan.
Prabu Baladewa dihadap oleh Patih Pragota dan Patih Prabawa. Mereka membicarakan rencana Udawa yang mengadakan sayembara. Prabu Baladewa mencemaskan kesaktian Udawa. Patih Pragota dan Patih Prabawa disuruh menguji kesaktian Udawa. Dua Patih dan Prabu Baladewa pergi ke Widarakandhang.
Narayana dihadap oleh Antagopa, Udawa, Dyah Rara Ireng dan Dyah Rarasati. Narayana bertanya maksud Udawa mengadakan sayembara. Udawa menjawab, karena banyak kesatria yang melamar Rarasati. Sayembara dimaksud untuk memperoleh calon suami Rarasati yang sakti. Narayana menyetujuinya.
Patih Pragota dan Patih Prbawa datang, menghalang-halangi keinginan Udawa.
Udawa tidak menghiraukan saran Patih Pragota dan Prabawa, lalu terjadi perkelahian. Dua patih tidak mampu melawan dan akhirnya menyerah kalah. Prabu Baladewa menyetujui rencana Udawa.
Perajurit Korawa bersiap-siap diperbatasan negara Mandura. Jayadrata dan Kartamarma disuruh datang melamar ke Widarakandhang. Mereka menemui Udawa. Udawa menerima lamaran Doryudana, tetapi harus ikut dalam sayembara. Kartamarma marah, Udawa diajak berkelahi. Udawa diserang oleh Kartamarma dan Jayadrata. Kartamarma dan Jayadrata diadu kepalanya, lalu dibuang jauh. Doryudana mengetahui lalu menyerang Udawa dengan membawa gada. Dursasana mengikutinya. Terjadilah perkelahian seru. Duryodana tidak mampu melawan, Sengkuni mengajak lari, kembali ke negara.
Prabu Handayaningrat menerima laporan dari Togog, bahwa utusan raja mati oleh Arjuna. Raja mengajak Patih Sakipu untuk bersiap-siap pergi menyerang kerajaan Mandura
Arjuna dan panakawan tiba di daerah Mandura, lalu menuju ke Widarakandhang. Arjuna bertemu Narayana, ditanya maksud kedatangannya. Arjuna menjawab, bahwa kedatangannya atas perintah Begawan Abyasa untuk mengikuti sayembara. Narayana setuju sekali bila Rarasati diperisteri Arjuna. Udawa dan Rarasati dipanggil, diberitahu maksud kedatangan Arjuna. Udawa menyetujui, tetapi harus mengalahkan dirinya. Arjuna diminta hadir di gelanggang. Terjadilah perkelahian hebat. Udawa tidak mampu melawan kesaktian Arjuna, Rarasati diserahkan kepada Arjuna.
Yudisthira, Wrekodara, Nakula dan Sadewa datang di Widarakandhang, Prabu Baladewa dan Narayana cepat menyongsongnya. Dyah Bratajaya dan Dyah Rarasati mempersiapkan jamuan.
Prabu Handayaningrat datang menyerang kerajaan Mandura. Prabu Baladewa dan Wrekodara menyongsong kedatangan musuh. Terjadilah perang dahsyat. Prabu Baladewa berhasil membunuh raja raksasa, sedang Wrekodara berhasil mengalahkan semua perajurit raksasa.
Prabu Baladewa, Narayana dan keluarga Pandhawa berkumpul di Mandura, merayakan pesta perkawinan Arjuna dan Rarasati.
R.S. Subalidinata.
Mangkunagara VII Jilid XVIII, 1932:8-14
Raja Raksasa di negara Selamiring bernama Prabu Kala Handayaningrat bercerita kepada Patih Kala Sakipu. Raja bermimpi bertemu dengan Rarasati, putri Widarakandhang, daerah negara Mandura. Prabu Kala Handayaningrat menyuruh tiga raksasa untuk melamar Rarasati ke Widarakandhang.
Begawan Abyasa di Wukir Retawu dihadap oleh Arjuna. Sang bagawan minta agar Arjuna pergi ke Mandura mengikuti sayembara. Arjuna meninggalkan pertapaan bersama punakawan.
Prabu Baladewa dihadap oleh Patih Pragota dan Patih Prabawa. Mereka membicarakan rencana Udawa yang mengadakan sayembara. Prabu Baladewa mencemaskan kesaktian Udawa. Patih Pragota dan Patih Prabawa disuruh menguji kesaktian Udawa. Dua Patih dan Prabu Baladewa pergi ke Widarakandhang.
Narayana dihadap oleh Antagopa, Udawa, Dyah Rara Ireng dan Dyah Rarasati. Narayana bertanya maksud Udawa mengadakan sayembara. Udawa menjawab, karena banyak kesatria yang melamar Rarasati. Sayembara dimaksud untuk memperoleh calon suami Rarasati yang sakti. Narayana menyetujuinya.
Patih Pragota dan Patih Prbawa datang, menghalang-halangi keinginan Udawa.
Udawa tidak menghiraukan saran Patih Pragota dan Prabawa, lalu terjadi perkelahian. Dua patih tidak mampu melawan dan akhirnya menyerah kalah. Prabu Baladewa menyetujui rencana Udawa.
Perajurit Korawa bersiap-siap diperbatasan negara Mandura. Jayadrata dan Kartamarma disuruh datang melamar ke Widarakandhang. Mereka menemui Udawa. Udawa menerima lamaran Doryudana, tetapi harus ikut dalam sayembara. Kartamarma marah, Udawa diajak berkelahi. Udawa diserang oleh Kartamarma dan Jayadrata. Kartamarma dan Jayadrata diadu kepalanya, lalu dibuang jauh. Doryudana mengetahui lalu menyerang Udawa dengan membawa gada. Dursasana mengikutinya. Terjadilah perkelahian seru. Duryodana tidak mampu melawan, Sengkuni mengajak lari, kembali ke negara.
Prabu Handayaningrat menerima laporan dari Togog, bahwa utusan raja mati oleh Arjuna. Raja mengajak Patih Sakipu untuk bersiap-siap pergi menyerang kerajaan Mandura
Arjuna dan panakawan tiba di daerah Mandura, lalu menuju ke Widarakandhang. Arjuna bertemu Narayana, ditanya maksud kedatangannya. Arjuna menjawab, bahwa kedatangannya atas perintah Begawan Abyasa untuk mengikuti sayembara. Narayana setuju sekali bila Rarasati diperisteri Arjuna. Udawa dan Rarasati dipanggil, diberitahu maksud kedatangan Arjuna. Udawa menyetujui, tetapi harus mengalahkan dirinya. Arjuna diminta hadir di gelanggang. Terjadilah perkelahian hebat. Udawa tidak mampu melawan kesaktian Arjuna, Rarasati diserahkan kepada Arjuna.
Yudisthira, Wrekodara, Nakula dan Sadewa datang di Widarakandhang, Prabu Baladewa dan Narayana cepat menyongsongnya. Dyah Bratajaya dan Dyah Rarasati mempersiapkan jamuan.
Prabu Handayaningrat datang menyerang kerajaan Mandura. Prabu Baladewa dan Wrekodara menyongsong kedatangan musuh. Terjadilah perang dahsyat. Prabu Baladewa berhasil membunuh raja raksasa, sedang Wrekodara berhasil mengalahkan semua perajurit raksasa.
Prabu Baladewa, Narayana dan keluarga Pandhawa berkumpul di Mandura, merayakan pesta perkawinan Arjuna dan Rarasati.
R.S. Subalidinata.
Mangkunagara VII Jilid XVIII, 1932:8-14