Lesmana Mandrakumara, putra mahkota Kerajaan Astina mendengar bahwa Dewi Pregiwa telah melahirkan putra. Berita itu membuatnya teringat lagi niatnya untuk mengawini putri Arjuna itu. Karena cintanya sangat hebat sehingga ia jatuh sakit dan tidak dapat bergerak meninggalkan kamar tidur.
Suyudana mengetahui kondisi putranya itu segera mengutus Adipati Karna diiringi para Kurawa lainnya untuk membawa Lesmana Mandrakumara dengan tandu ke Kerajaan Pringgadani, guna menjumpai Dewi Pregiwa. Kebetulan waktunya tepat, sebab Gatotkaca saat itu sedang sembuh dari sakitnya dan beristirahat untuk memulihkan kesehatannya di Tunggulpamenang, di tempat ibunya. Setibanya di Pringga-dani, Adipati Karna dan Kurawa tidak mengalami kesukaran dan menguasai Dewi Pregiwa dan putranya Sasikirana.
Ki Lurah Semar dan anak-anaknya yang menyaksikan tindakan Kurawa itu segera pergi ke Tunggulpamenang melaporkan apa yang terjadi.
Gatotkaca yang menerima laporan dari Semar segera mengejar para Kurawa, dan berusaha merebut anak istrinya kembali, tetapi ia kehabisan tenaga jatuh ditanah. Dengan segera para Kurawa menimbuni badan Gatotkaca dengan batu-batu besar.
Semar,Gareng, dan Petruk, serta Bagong tidak dapat menghindar akhirnya terjun ke sungai dan me-reka hanyut.
Sementara Begawan Pramanasidi dari Pertapaan Gebangtinatar dihadap cucunya yakni Nila Suwarna dan Dewi Nilawati yang menanyakan siapa sebenarnya ayahnya. Sang Begawan menjelaskan bahwa ayahnya adalah Arjuna dari Kasatrian Madukara.
Selanjutnya Nila Suwarna dan Nilawati berusaha mencari ayahnya ditemani Wignyagati. Di tengah jalan Nila Suwarna dibunuh oleh Wignyagati karena ingin menguasai Nilawati. Namun niatnya tidak tercapai karena Dewi Nilawati berhasil bersembunyi di semak belukar.
Di Kerajaan Paranggumiwang Prabu Janaka pada suatu hari pergi ke ke tepi sungai untuk menyaksikan penangkapan ikan. Bahkan sang raja sendiri mencoba melemparkan jala dan beruntung mendapat tiga ikan besar, ternyata yang dijala adalah Semar dengan anak-anaknya.
Prabu Janaka mengharapkan mereka mengabdi kepadanya dan ketiganya sanggup serta diperintah untuk mencari bunga pamuketingmanah dan Patih Jayasantika diutus mencari bunga Sumarsana.
Dalam perjalanan Jayasantika menemukan Nilawati yang dikejar Wignyagati serta memberikan pertolongan. Sedangkan Semar dan anak-anaknya bertemu dengan Nilasuwarna dan dibawa menghadap Janaka. Keduanya diterima Janaka dan selanjutnya bersama-sama menuju ke Astina.
Setelah sampai di kedaton Janaka bertemu dengan Banowati dan Nila Suwarna bertemu dengan putri raja yakni Lesmanawati.
Sementara Bima mendapat petunjuk dari Anoman untuk menolong Gatotkaca yang mati terbunuh di hutan. Setelah jenazah ditemukan segera dihidupkan kembali dan keduanya menuju ke Astina.
Di perjalanan Bima menemukan Sasikirana yang dapat lolos dari kepungan Kurawa, segera anak tersebut dimandikan dan menjadi tumbuh dewasa dan ketiganya menuju ke Astina.
Dewi Pergiwa yang berada di Astina selalu dirayu oleh Lesmana Mandrakumara, tetapi ia menolaknya, ia terus mendesak tiba-tiba Gatotkaca datang dan melempar Lesmana yang jatuh di depan Suyudana. Selanjutnya Dewi Pregiwa dibawa kembali ke Pringgadani bersama Pandawa.
Suyudana mengetahui kondisi putranya itu segera mengutus Adipati Karna diiringi para Kurawa lainnya untuk membawa Lesmana Mandrakumara dengan tandu ke Kerajaan Pringgadani, guna menjumpai Dewi Pregiwa. Kebetulan waktunya tepat, sebab Gatotkaca saat itu sedang sembuh dari sakitnya dan beristirahat untuk memulihkan kesehatannya di Tunggulpamenang, di tempat ibunya. Setibanya di Pringga-dani, Adipati Karna dan Kurawa tidak mengalami kesukaran dan menguasai Dewi Pregiwa dan putranya Sasikirana.
Ki Lurah Semar dan anak-anaknya yang menyaksikan tindakan Kurawa itu segera pergi ke Tunggulpamenang melaporkan apa yang terjadi.
Gatotkaca yang menerima laporan dari Semar segera mengejar para Kurawa, dan berusaha merebut anak istrinya kembali, tetapi ia kehabisan tenaga jatuh ditanah. Dengan segera para Kurawa menimbuni badan Gatotkaca dengan batu-batu besar.
Semar,Gareng, dan Petruk, serta Bagong tidak dapat menghindar akhirnya terjun ke sungai dan me-reka hanyut.
Sementara Begawan Pramanasidi dari Pertapaan Gebangtinatar dihadap cucunya yakni Nila Suwarna dan Dewi Nilawati yang menanyakan siapa sebenarnya ayahnya. Sang Begawan menjelaskan bahwa ayahnya adalah Arjuna dari Kasatrian Madukara.
Selanjutnya Nila Suwarna dan Nilawati berusaha mencari ayahnya ditemani Wignyagati. Di tengah jalan Nila Suwarna dibunuh oleh Wignyagati karena ingin menguasai Nilawati. Namun niatnya tidak tercapai karena Dewi Nilawati berhasil bersembunyi di semak belukar.
Di Kerajaan Paranggumiwang Prabu Janaka pada suatu hari pergi ke ke tepi sungai untuk menyaksikan penangkapan ikan. Bahkan sang raja sendiri mencoba melemparkan jala dan beruntung mendapat tiga ikan besar, ternyata yang dijala adalah Semar dengan anak-anaknya.
Prabu Janaka mengharapkan mereka mengabdi kepadanya dan ketiganya sanggup serta diperintah untuk mencari bunga pamuketingmanah dan Patih Jayasantika diutus mencari bunga Sumarsana.
Dalam perjalanan Jayasantika menemukan Nilawati yang dikejar Wignyagati serta memberikan pertolongan. Sedangkan Semar dan anak-anaknya bertemu dengan Nilasuwarna dan dibawa menghadap Janaka. Keduanya diterima Janaka dan selanjutnya bersama-sama menuju ke Astina.
Setelah sampai di kedaton Janaka bertemu dengan Banowati dan Nila Suwarna bertemu dengan putri raja yakni Lesmanawati.
Sementara Bima mendapat petunjuk dari Anoman untuk menolong Gatotkaca yang mati terbunuh di hutan. Setelah jenazah ditemukan segera dihidupkan kembali dan keduanya menuju ke Astina.
Di perjalanan Bima menemukan Sasikirana yang dapat lolos dari kepungan Kurawa, segera anak tersebut dimandikan dan menjadi tumbuh dewasa dan ketiganya menuju ke Astina.
Dewi Pergiwa yang berada di Astina selalu dirayu oleh Lesmana Mandrakumara, tetapi ia menolaknya, ia terus mendesak tiba-tiba Gatotkaca datang dan melempar Lesmana yang jatuh di depan Suyudana. Selanjutnya Dewi Pregiwa dibawa kembali ke Pringgadani bersama Pandawa.