Rabu, 02 September 2020

Padang Bulan: dari Pengajian sampai Lokalisasi



Padang Bulan: dari Pengajian sampai Lokalisasi

Judul tulisan ini mungkin tendensius, mungkin sensasional, atau mungkin juga menyulut dan menyebabkan emosional. Sebenarnya tulisan ini dibuat berdasarkan fakta sekaligus pengetahuan saya (yang sangat terbatas tentunya) mengenai Padang Bulan. Oleh karena besarnya kemungkinan salah paham, mohon untuk dibaca dengan seksama hingga selesai. Agar tidak terjadi dusta di antara saya dan anda.

Padang Bulan adalah gabungan leksem / kata. Pertama adalah kata /padang/ dan kata /bulan/. Jika kita buka Kamus Besar Bahasa Indonesia kita akan menemukan kata padang yang bermakna tanah datar yang luas serta tidak ditumbuhi pohon. Kata tersebut juga bersinonim dengan lapangan (KBBI, 2008: 996). Kemudian jika kita bergeser ke depan dan membuka kata /bulan/ tepat halaman 219 KBBI Pusat Bahasa akan berjumpa dengan dua kata bulan
. Kata bulan pertama memiliki dua makna yaitu benda langit yang mengitari bumi, bersinar pada malam hari karena pantulan sinar matari dan makna yang kedua adalah masa atau jangka waktu lamanya bulan mengitari bumi yang panjangnya sekitar 28-31 hari. Sedangkan makna bulan kedua adalah ikan tawar, payau aau laut yang hidup di perairan tropis.
Selain makna kamus di atas, kata padang juga digunakan sebagai nama kota di Indonesia yaitu kota Padang yang terkenal dengan masakan dan rumah makannya. Masakan Padang.

Lain pula dengan kata padang dalam bahasa Jawa (biasanya juga ditulis padhang). Kata padang dalam Jawa bermakna keadaan yang ada cahaya, tidak gelap alias bersinoim dengan terang. Jadi padang bulan dalam bahasa Jawa juga bersinonim dengan kata terang bulan. Alias keadaan bulan yang bercahaya, bukan terang bulan unyil atau terang bulan yang pakai telor. Itu makanan.

Padang Bulan dan Pengajian
Kata padang bulan ada dalam lirik lagu lir ilir. Lir ilir adalah lagu yang dipercaya sebagai hasil gubahan Kanjeng Sunan Kalijaga (baca: Kalijogo). Lir Ilir bermakna Seperti Kipas. Berikut ini kutipan lirik lagunya:
mumpung padang rembulane
mumpung jembar kalangane
yo surak o surak hiyo....

jika dimaknai secara bebas menjadi
mumpung rembulan lagi terang
mumpung tempat lagi lapang
ayo bersorak ya bersoraklah

Selain lagu Lir Ilir juga lagi ngetop Padang Bulan yang dipopulerkan oleh Habib Syekh. Bukan hanya sebagai bagian dari lirik lagu, kata padang bulan justru menjadi judul lagunya: Berikut ini kutipan liriknya:
Padang bulan, padange koyo rino
rembulae sing awe-awe
ngilingake ojo turu sore
kene tak critani kaggo sebo mengko sore

jika diterjemahkan secara bebas maka menjadi:
Bulan terang, terangnya seperti siang
Rembulan sedang memanggil-manggil
Mengingatkan (untuk) tidak tidur dulu
Ke sinilah (akan) kuceritakan (wejangan) untuk menghadap nanti sore (mati)

Kedua lagu di atas, baik Lir Ilir maupun Padang Bulan sering dinyanyikan dalam rangka pengajian.

Padang Bulan dan Sastra
Kata padang bulan selanjutnya juga digunakan dalam bidang sastra. Tepatnya novel karya Andrea Hirata penulis yang namanya melesat karena karyanya yang berjudul Laskar Pelangi. Novel Padang Bulan karya Andrea Hirata ini merupakan novel pertama dari dwilogi yang dirangkai dengan novel kedua yang berjudul Cinta dalam Gelas.
Nama Padang Bulan novel tersebut diambil dari puisi dari tokoh Ikal kepada A Ling. Puisi tersebut ada di halaman 250. Berikut ini kutipan lengkap puisi yang berjudul Ada Komidi Putar di Padang Bulan.
Kutunggu Ayahku
Akan kurayu agar mengajakku nanti petang
Nanti petang, Kawan, ada komidi putar di Padang Bulan
Ada kereta kuda
Ada selendang berenda-renda
Ada boneka dari India

Komidi berputar pelan
Lampu-lampunya dinyalakan
Komidi belingkar tenang
Hatiku terang
Terang benderang menandingi bulan

Ayah, pulanglah saja sendirian
tinggalkan aku
Tinggalkan aku di Padang Bulan
Biarkan aku kasamaran

Melihat dari struktur dan kaidah penulisan Padang Bulan dalam puisi di atas, Padang Bulan yang dimaksud oleh Andrea Hirata adalah nama tempat. Selain diawali dengan huruf kapital keduanya juga ada preposisi di.

Padang Bulan dan Lokalisasi
Jika Anda pernah berkunjung ke Banyuwangi, atau punya kenalan dengan orang Banyuwangi atau bahkan Anda adalah penduduk asli kabupaten di ujung timur pulau Jawa ini tentu tidak asing dengan nama ini. Ini adalah nama lokalisasi di Kabupaten Tersebut. Tapi tolong jangan tanyakan saya di mana tepatnya tempat tersebut, karena sampai tulisan ini ditulis dan diterbitkan saya masih belum tahu (tolong garis bawahi: masih belum).

Jadi kata padang bulan dipakai di banyak sendi kehidupan. Jika Anda mengatakan padang bulan kepada orang yang menyukai dan selalu mengikuti Cak Nun pasti orang tersebut langsung ingat lagu Lir Ilir, Jika orang itu Syekher Mania maka dia akan langsung menyanyikan lagu Padang Bulan. Jika orang itu adalah penggemar Andrea Hirata pasti ingat Enong dan Jose Rizal-nya Detektif M. Nur, Jika orang itu adalah orang Banyuwangi mungkin dia akan bertanya: Mau cari yang bagaimana?


Tapi, jika anda ngomong ‘Padang Bulan’ kepada Jamaah Salawatnya Habib Syekh yang juga penggemarnya Andrea Hirata sekaligus orang Banyuwangi, mungkin dia akan bertanya: Padang bulan pengajian, novel, atau sejenisnya Sarkem alias Sari Kembang? Lho nambah lagi. Sarkem!